Minggu, 14 Januari 2018

penulisan kata Bahasa indonesia


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Dalam pedoman umun ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, telah melakukan berkali-kali penyempurnaan dalam ejaan. Antara lain yang dibahas dalam ejaan yang disempurnaan itu adalah penulisan kata, yang dimana penulisan kata itu memiliki porsi yang berpengaruh dalam penulisan, penulisan kata yang benar akan membuat kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan enak dibaca.
Dalam penulisan kata membahas berbagai bentuk kata, seprti kata dasar, turunan, ulang, kata ganti, kata depan, gabungan kata, singkatan, dan angka dan lambang bilangan. Pada makalah ini kami akan membahas secara lebih rinci, aspek-aspek yang ada dalam penulisan kata, sesuai dengan pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa saja yang termasuk dalam penulisan kata?
2.     Bagaimana penulisan kata yang benar?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Penulisan Kata
2.2.1  Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:  Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

2.2.2 Kata Turunan
a.       Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan serangkaian kata dasarnya. Misalnya: bergeletar, dikelola, menengok, mempermainkan
b.      Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: luaskan
c.       Jika kata dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahimenyebarluaskandilipatgandakan, penghancurleburkan
d.       Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram

2.2.3 Bentuk Ulang
 Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.   Misalnya: anak-anak, gerak-gerik

2.2.4 Gabungan Kata
Ø  Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam

Ø  Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar

Ø  Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, matahari, manasuka

2.2.5  Suku Kata

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terdapat suku kata, yaitu vokal dan konsonan. Vokal merupakan suara yang dihasilkan dalam rongga yangh dibentuk oleh bagian atas saluran pernafasan. Konsonan adalah bunyi yang kurang dapat ditangkap tanpa dukungan vokal pendahuluan yang sesudahnya. Vokal terdengar lebih terdengar daripada konsonan, nampaknya hal itu berarti bahwa setiap setiap suku kata berkaitan dengan puncak lengkung keterdengaran.
Suku kata adalh bagian dari kata yang diucapkan satu hembusan napas dan umumnya terdiri atas beeberapa fonem. Kata seperti datang diucapkan dengan dua hembusan napas : satu untuk da- dan satunya lagi untuk –tang­. Karena itu, datang terjadi dari dua suku kata. Tiap – tiap suku terjadi dari dua dan tiga bunyi : [da] dan [taŋ].
Suku kata dalam bahasa Indonesia selalu memiliki vokal yang menjadi puncak suku kata. Puncak itu dapat didahului dan diikuti oleh satu konsonan atau lebih, meskipun dapat terjadi bahwa suku kata hanya terjadi atas satu vokal atau satu vokal dengan satu konsonan. Beberapa contoh suku kata adalah sebagai berikut :
Pergi  → per-gi
Kepergian      → ke-per-gi-an
Ambil → am-bil
Dia     → di-a
Suku kata yang berakhir dengan vokal , (K)V, disebut suku buka dan suku kata yang berakhir pada konsonan, (K) VK, disebut suku tertutup.

2.2.6 Partikel
v  Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

v  Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: …per 1 April.

















BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan yang termasuk dalam penulisan kata yaitu: Kata dasar, turunan, ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang,  partikel kata, singkatan, dan angka lambang bilangan. Yang dimana memiliki fungsi dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata yang benar dan baik. Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada EYD bahasa Indonesia.











REFERENSI

2005, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Jakarta, Balai Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar